Selasa, 30 Juni 2015

MAKALAH BURGER KING

MANAJEMEN OPERASIONAL GLOBAL
“BURGER KING”






 
Di susun oleh :
1.           Chalesta Nurul Kamelia     (1M121800)
              2.           Dara Meilindilita Mayuri   (1M121803)
              3.           Deni Lukita Bintari            (1M121804)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
BANK BPD JATENG SEMARANG
2015 










BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Keahlian, Komitmen dan Membangun Kembali Modal sebuah Bisnis
Burger King membuka restoran pertamanya pada tahun 1954. Selama bertahun-tahun, Burger King tumbuh menjadi ikon sebuah merek di Amerika yang dianggap mempunyai keunggulan yang berkualitas dan membanggakan, sehingga Burger King mampu untuk membuka outlet di semua lima puluh negara bagian di Amerika dan lebih dari 60 negara di seluruh dunia.
 Tapi pada tahun 2002, Burger King mengalami kesulitan. Perusahaan ini siap untuk kehilangan tempatnya sebagai jaringan restoran hamburger nomor dua di Wendy’s (Wendy's adalah jaringan restoran dan franchisee makanan internasional yang mengkhususkan dalam hamburger). Terlepas dari kenyataan bahwa pengunjung lebih suka makanan Burger King dari pada yang lainnya, hampir seperempat dari perusahaan yang bergerak di bidang restoran sedang mengalami kesulitan keuangan. Pendapatan dan laba pergerai jatuh, seingga mendorong hubungan perdebatan antara perusahaan dan franchisee.
Di bawah kepemilikan Diageo (konglomerat English), pemilik franchisee menjadi semakin gelisah. "Merek kami terpinggirkan karena bersaing dengan perusahaan minuman keras," kata Julian Josephson, ketua Asosiasi Waralaba Nasional (dan pemilik 10 franchisee Burger King) kepada The Houston Chronicle pada tahun 2002. Burger King "tanpa diragukan lagi adalah merek yang terpinggirkan atau tergeser karena Diageo."
Menghidupkan Kembali Kesehatan Perusahaan
Pada bulan Desember 2002, Texas Pacific Group (TPG), bekerjasama dengan Bain Modal dan Goldman Sachs, membeli jaringannya sebesar $ 1,5 miliar dari Diageo. Para pemilik modal swasta mengakui bahwa pada dasarnya kesehatan perusahaan Burger King yang menderita disebaBurger Kingan karena kurangnya perhatian dari perusahaan induk yang sedang berfokus pada bisnis lain. Pemilik baru menginvestasikan waktu, uang dan sumber daya di dalam perusahaan, memperkenalkan manajemen baru, menyelamatkan franchisee, meningkatkan layanan pelanggan dan memperkuat operasi internal dan semangat kerja.
Penyelamatan Masalah Keuangan Franchisee
Di bawah pemilik baru, Burger King bekerjasama dengan kreditor untuk membantu permasalahan di dalam franchisee. Pada tahun 2006, jumlah restoran yang mengalami kesulitan keuangan berada pada angka 60 dari 2.700, terjadi pengurangan sebesar 99 persen. Perusahaan juga membantu franchisee untuk mendapatkan pembiayaan guna merenovasi restoran. Upaya ini secara signifikan memulihkan hubungan dengan franchisee.
Pemilik baru Burger King bekerjasama dengan manajemen untuk mengurangi lebih dari 30 persen rata-rata waktu tunggu pelanggan, yaitu menjadi hanya di bawah 2,5 menit dan meningkatkan akurasi untuk melayani pengunjung yang pada saat ramai.
Tujuh puluh persen dari bisnis Burger King berasal dari jalur drive-through, sehingga ditambahkan lebih banyak jalur dan peralatan untuk mempersiapkan makanan juga ditingkatkan.
Perusahaan meningkatkan komunikasi internal dan karyawan ditawari untuk menerima tantangan dan peluang yang lebih untuk mendapatkan pengakuan. Semangat kerja karyawan ditingkatkan, penurunan perputaran, dan perusahaan mulai menambah karyawan. Di bawah kepemilikan pribadi, Burger King US penjualan meningkat setara dengan delapan kuartal berturut-turut, dan rata-rata penjualan per restoran naik 11 persen. Perusahaan juga mulai membangun restoran kecil, yang mengurangi biaya konstruksi sekitar 25 persen.
Perubahan yang Luar Biasa
Mei 2006, pemegang saham swasta perusahaan memutuskan untuk mempublikasikan Burger King di Bursa Efek New York dengan simbol pencarian BKC. Setelah empat tahun di bawah manajemen pemegang saham swasta :
·      98 persen restoran sehat secara finansial
·      Total pendapatan tumbuh $ 2.05 milyar pada tahun 2006 dari $ 1.66 milyar pada tahun 2002
·      Rata-rata penjualan tahunan di AS dan Kanada tercatat mencapai $1.2 juta
·      Penjualan di AS dan Kanada mengalami pertumbuh sebanding dengan sembilan kuartal berturut-turut
·      Laba bersih mencapai $ 27 juta
·      Utang berkurang dari $ 1,3 milyar menjadi $ 285 juta
Prospek : Rencana ekspansi di AS dan 60 negara lainnya
Saat ini, BKC mengoperasikan lebih dari 11.200 restoran dan memperluas outletnya di seluruh 50 negara bagian dan lebih dari 60 negara. Pendapatan untuk tahun fiskal 2007 mencapai $ 2.23 juta atau sembilan persen di atas tahun 2006. EBITDA untuk fiskal 2007 tumbuh $397 juta atau 33 persen di atas tahun 2006. Pada tanggal 15 Maret 2007, BKC membayar dividen kuartalan untuk pertama kalinya sejak go public dan telah membuat dua tambahan kuartalan dividen sejak saat itu. Penjualan di AS dan Kanada sebanding dengan pertumbuhan untuk tiga belas kuartal berturut-turut.
Sekitar 90 persen dari restoran BKC dimiliki dan dioperasikan oleh franchisees independen, banyak dari operasi mereka milik keluarga yang telah menjalani bisnis selama beberapa dekade. Penjualan rata-rata restoran pada tahun 2007 secara global mencapai $ 1.193 juta. Tahun 2007, perusahaan membuka 441 stores baru, meningkat 26 persen dari tahun sebelumnya.
Perusahaan bermaksud untuk mempercepat momentum ini. Tim kepemimpinan difokuskan pada peningkatan pertumbuhan pendapatan tahunan rata-rata enam sampai tujuh persen dan meningkatkan pertumbuhan laba bersih hingga 20 persen pada tahun-tahun mendatang.
Para pemegang saham swasta tetap mempertahankan saham 56 persen di Burger King.



B.  Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah lokasi penyebaran Burger King?
2.      Bagaimana Manajemen Rantai Nilai dan Manajemen Rantai Pasokan yang diterapkan di Burger King?
3.      Bagaimana cara Burger King menerapkan saluran distribusinya ke seluruh jaringan restorannya?
4.      Strategi bisnis seperti apa yang diterapkan oleh Burger King?

C.  Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui lokasi penyebaran Burger King.
2.      Untuk mengetahui cara Burger King dalam menerapkan Manajemen Logistik dan Rantai Pasokan.
3.      Untuk mengetahui saluran distribusi Burger King ke seluruh jaringan restorannya
4.      Untuk mengetahui perubahan yang dilakukan Burger King agar berhasil dalam menyelamatkan bisnisnya
5.      Untuk mengetahui strategi bisnis seperti yang diterapkan oleh Burger King.






BAB II
LANDASAN TEORI

A.  Sejarah Burger King
Burger King merupakan salah satu jenis restoran cepat saji yang menyajikan hamburger sebagai menu utamanya. Burger King didirikan pada tahun 1954 oleh James Mc Lamore dan David Edgerton dan berpusat di Miami-Dade Country, Florida. Sebelumnya Burger King adalah restoran ini adalah sebuah cabang dari restoran yang bernama Insta-Burger King yang didirikan oleh Kieth J.Kramer dan Matthew Burns.
Pada tahun 1955 Burger King telah beroperasi di 40 lokasi di seluruh Amerika. Tahun 1961 Burger King menjual lisensi franchisenya kepada pengusaha di Amerika Serikat dan pada saat itu juga nama restoran tersebut berubah menjadi Burger King Corporation.
Pada tahun 1963 Burger King mulai melakukan ekspansi ke luar Amerika dan membuka cabang restoran untuk pertama kalinya di San Juan, Puerto Rico. Namun, pembukaan gerai di Puerto Rico tidak mendapat tanggapan yang serius dari dunia internasional. Tanggapan ini justru muncul ketika dibuka cabang restotan Burger King di Kanada tahun 1969. Setelah pembukaan cabang di Kanada, restoran ini mulai diminati ke benua lainnya seperti, di Eropa dengan Madrid sebagai kota pertamanya pada tahun 1972,  Asia Timur pada tahun 1982 dan termasuk Negara lain yaitu Jepang, Taiwan, Singapura, dan Korea Selatan serta Indonesia.

B.  Rantai Nilai (Value Chain) dan Rantai Pasokan (Supply Chain)
Rantai Nilai
Value Chain atau rantai nilai adalah kumpulan aktivitas atau kegiatan dalam sebuah perusahaan yang dilakukan untuk mendesain, memproduksi, memasarkan, mengirimkan dan support produk.
Rantai nilai terdiri dari sekumpulan aktivitas utama dan pendukung. Dalam rantai nilai yang umum, aktivitas pendukung terdiri dari infrastruktur perusahaan, pengelolaan sumber daya manusia, pengembangan teknologi dan usaha memperolehnya. Sedangkan dalam aktivitas utama terdiri dari logistik masuk, operasi, logistik keluar, pemasaran dan penjualan serta pelayanan.
Aktivitas Utama (Primary Activities)
ü  Logistik Masuk (Inbound Logistics), adalah aktivitas atau kegiatan yang dihubungkan dengan penerimaan, penyimpanan dan penyebaran input/bahan baku, seperti penanganan bahan baku, pergudangan, kontrol inventory, jadwal kendaraan dan pengembalian kepada supplier
ü  Operasional (Operations), adalah kegiatan yang dihubungkan dengan mengubah input atau bahan baku menjadi bentuk produk akhir, seperti permesinan, pengemasan, perakitan, perawatan perlengkapan, testing, pencetakan dan yang lainnya yang berkaitan dengan proses operasi atau produksi.
ü  Logistik Keluar (Outbound Logistics), adalah kegiatan yang diasosiasikan dengan pengumpulan, penyimpanan dan distribusi produk ke pembeli, seperti pergudangan produk jadi, penanganan material, operasi pengiriman, proses pemesanan dan penjadwalan.
ü  Pemasaran dan penjualan (Marketing and Sales), adalah kegiatan dalam membujuk atau menarik pembeli untuk membeli, seperti pengiklanan, promosi, tenaga penjual, quota dan harga.
ü  Pelayanan (Service), adalah kegiatan yang diasosiasikan dengan penyediaan layanan untuk meningkatkan dan mempertahankan nilai produk, seperi instalasi, perbaikan, pelatihan dan penambahan produk.
Aktivitas Pendukung (Support Activities)
Secara umum, aktivitas pendukung dalam rantai nilai terbagi dalam 4 kategori kegiatan:
ü Procurement, mengacu pada fungsi pembelian seperti pembelian bahan mentah, persedian dan jenis jenis barang lainnya yang dapat dijadikan aset seperti mesin-mesin, perlengkapan laboratorium, kantor dan bangunan.
ü Technology Development, terdiri dari berbagai kegiatan yang dapat dikelompokkan ke dalam usaha untuk meningkatkan produk dan proses. Pengembangan teknologi sangat penting untuk keunggulan kompetitif dalam semua industri.
ü Human Resource Management, pengelolaan sumberdaya manusia meliputi kegiatan rekrutmen, pelatihan, pengembangan SDM.
ü Firm Infrastructure, aktivitas infrastruktur perusahaan terdiri dari sejumlah aktivitas termasuk pengelolaan umum, perencanaan, keuangan, accounting dan manajemen kualitas.
Dalam setiap kategori kegiatan/aktivitas, baik itu yang utama maupun yang pendukung, ada tiga jenis kegiatan yang memiliki peran berbeda dalam kegiatan tersebut;
ü Langsung (direct), aktivitas yang melibatkan langsung dalam pembuatan nilai kepada pembeli, seperti perakitan, iklan, desain produk, rekrutmen dan lain sebagainya.
ü Tidak langsung (indirect), aktivitas yang memungkinkan untuk melakukan kegiatan langsung secara berkelanjutan, seperti perawatan, penjadwalan, administrasi penelitian dan lain sebagainya
ü Jaminan kualitas (Quality Assurance), adalah aktivitas yang menjamin kualitas dari aktivitas lain seperti, monitoring, inpeksi, testing, pemeriksaan dan lain sebagainya.
Enam fungsi bisnis rantai nilai

a.    Penelitian dan pengembangan
b.    Desain Produk, layanan atau proses
c.    Produksi
d.   Pemasaran dan penjualan
e.    Distribusi
f.     Layanan Pelanggan


Rantai Pasokan
Manajemen rantai pasokan (supply-chain management) adalah pengintegrasian aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan. Tujuannya adalah untuk membangun sebuah rantai pemasok yang memusatkan perhatian untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan. Kunci bagi manajemen rantai pasokan yang efektif adalah menjadikan para pemasok sebagai “mitra” dalam strategi perusahaan untuk memenui pasar yang selalu berubah (Heizer and Render, 2005:4)
Aktivitas Rantai Pasokan
Terdapat empat aktivitas utama dalam rantai pasokan yaitu perencanaan (plan), sumber (source), membuat (make/assemble), dan pengiriman (deliver) (Gunasekaran et al, 2004:344).
Klapper et al (1999:3-4) menyebut keempat aktivitas ini sebagai fungsi, yang memiliki definisi sebagai berikut:
1.    Perencanaan (plan): Proses yang memyeimbangkan permintaan dan penawaran agregat untuk membangun jalan terbaik dari tindakan yang memenuhi aturan bisnis yang ditetapkan.
2.    Sumber (source): Proses yang melakukan pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan yang direncanakan atau aktual.
3.    Membuat (make): Proses yang mengubah barang ke tahap penyelesaian untuk memenuhi kebutuhan yang direncanakan atau aktual.
4.    Pengiriman (deliver): Proses yang menyediakan barang jadi dan jasa, termasuk manajemen pemesanan, manajemen transportasi, dan manajemen gudang, untuk memenuhi kebutuhan yang direncanakan atau aktual.
Komponen dari supply chain management menurut Turban (2004) terdiri dari tiga komponen utama yaitu:
1.    Upstream Supply Chain, Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufacturing dengan para penyalurnya (yang mana dapat manufacturers, assemblers, atau kedua-duanya) dan koneksi mereka kepada para penyalur mereka (para penyalur second-tier). Hubungan para penyalur dapat diperluas kepada beberapa strata, semua jalan dari asal material (contohnya bijih tambang, pertumbuhan tanaman). Di dalam upstream supply chain, aktivitas yang utama adalah pengadaan.
2.    Internal Supply Chain, Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses inhouse yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi itu. Hal ini meluas dari waktu masukan ke dalam organisasi. Di dalam internal supply chain, perhatian yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi dan pengendalian persediaan.
3.    Downstream supply chain, Downstream (hilir) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain, perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan transportasi dan after-sale service.
Strategi Rantai Pasokan
Menurut Heizer and Render (2005:9-13) perusahaan harus memutuskan suatu strategi rantai pasokan dalam memperoleh barang dan jasa dari luar. Beberapa strategi tersebut antara lain:
ü Banyak Pemasok, Dengan strategi banyak pemasok, pemasok menanggapi permintaan dan spesifikasi permintaan penawaran, dengan pesananyang umumnya akan jatuh ke pihak yang memberikan penawaran rendah.
ü Sedikit Pemasok, Strategi yang memiliki sedikit pemasok mengimplikasikan bahwa daripada mencari atribut jangka pendek, seperti biaya rendah, pembeli lebih ingin menjalin hubungan jangka panjang dengan pemasok yang setia. Penggunaan pemasok yang hanya sedikit dapat menciptakan nilai dengan memungkinkan pemasok memiliki skala ekonomi dan kurva belajar yang menghasilkan biaya transaksi dan biaya produksi yang lebih rendah.
ü Integrasi Vertikal, Integrasi vertikal mengembangkan kemampuan untk memproduksi barang atau jasa yang sebelumnya dibeli atau membeli perusahaan pemasok atau distributor. Integrasi vertikal dapat mengambil bentuk integrasi maju atau mundur. Integrasi mundur menyarankan perusahaan untuk membeli pemasoknya. Integrasi maju menyarankan produsen komponen untuk membuat produk jadi.
ü Jaringan Keiretsu, keiretsu merupakan sebuah istilah bahasa Jepang untuk menggambarkan para pemasok menjadi bagian dari sebuah perusahaan. Anggota keiratsu dipastikan memiliki hubungan jangka panjang dan karenanya diharapkan dapat berperan sebagai mitra yang memberikan keahlian teknis dan kestabilan mutu produksi.
ü Perusahaan Virtual, Perusahaan yang mengandalkan beragam hubungan pemasok untuk menyediakan jasa atas permintaan yang diinginkan. Juga dikenal sebagai korporasi berongga atau perusahaan jaringan.

C.  Saluran Distribusi
Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan. Proses distribusi tersebut pada dasarnya menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan pengalihan hak milik. Dalam menciptakan ketiga faedah tersebut, terdapat dua aspek penting yang terlibat didalamnya,yaitu :
1.    Lembaga yang berfungsi sebagai saluran distribusi (Channel of distribution / marketing channel).
2.    Aktivitas yang menyalurkan arus fisik barang (Physical distribution)
Saluran distribusi pada dasarnya merupakan perantara yang menjembatani antara produsen dan konsumen dalam menyalurkan barang atau jasa.
Menurut C. Glenn Walters, manajemen saluran dapat didefinisikan sebagai berikut, “Startegi Saluran distribusi adalah pengembangan strategi yang searah didasarkan pada berbagai keputusan yang berkaitan untuk memindahkan barang-barang secara fisik maupun non fisik guna mencapai tujuan perusahaan dan berada di dalam kondisi lingkungan tertentu.”
Ada beberapa alternatif jenis saluran yang dapat digunakan berdasarkan jenis produk dan segmen pasarnya, yaitu:
1.    Saluran distribusi barang konsumsi
ü Produsen – Konsumen
ü Produsen – Pengecer – Konsumen
ü Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
ü Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen
ü Produsen – Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
2.    Saluran distribusi barang industry
ü Produsen – Pemakai lndustri
ü Produsen – Distributor Industri – Pemakai Industri
ü Produsen – Agen – Pemakai lndustri
ü Produsen – Agen – Distributor lndustri – Pemakai lndustri
3.    Saluran distribusi jasa
Dalam penyaluran hasil produksi dari produsen ke konsumen, produsen dapat menggunakan beberapa jenis distribusi yang dapat dikelompokkan:
1.    Distribusi langsung, dimana produsen menyalurkan hasil produksinya langsung kepada konsumen.
2.    Distribusi semi langsung, dimana penyaluran barang hasil produksi dari produsen ke konsumen melalui badan perantara (toko) milik produsen itu sendiri.
3.    Distribusi tidak langsung. Pada sistem ini produsen tidak langsung menjual hasil produksinya, baik berupa benda ataupun jasa kepada pemakai melainkan melalui perantara.
Beberapa macam pedagang perantara yang dapata menghubungkan antara produsen dengan konsumen, antara lain sebagai berikut:
1.    Grosir (wholesaler) adalah orang atau badan yang membuka usaha dagangan yang membeli atau menjual kembali brang dagangan kepada para pengecer,pedagan besar dan lain-lain
2.    Makelar adalah orang attau pengusaha yang melakukan kegiatan usaha perdagangan besar dengan bertindak sebagai yang mewakili pihak penjual atau pihak pembeli dengan wewenang yang terbatas
3.    Komisioner adalah orang atau pengusaha yang melakukan persetujauan jual beli barang dagangan atas namanya sendiri untuk pihak tertentu yang menyuruh untuk mendapatkan komisi
4.    Agen adalah pedagang atau pengusaha yang melaksanakan kegiatan penjualan atau pembelian berdasarkan kontrak jangka panjang dengan produsen dan memperoleh komisi
5.    Pengecer adalah orang atau pemilik toko atau perusahaan yang kegiatan utamanya adalah menjual barang eceran.

D.  Strategi Operasi Internasional
1.    Strategi Internasional
Strategi Internasional menggunakan ekspor dan lisensi untuk memasuki pasar global. Strategi ini tingkat tanggapan lokalnya rendah karena kita mengekspor atau mengerjakan lisensi, keuntungan dari efisiensi biaya sedikit karena meggunakan proses produksi yang tidak dekat dengan pasar barunya. Akan tetapi strategi ini adalah yang paling mudah dibanding yang lain karena ekspor hanya butuh perubahan sedikit sedang lisensi hanya mengandung resiko kecil bagi pemegangnya.
2.    Strategi Mutidomestik
Strategi ini merupakan keputusan tersebar di setiap Negara untuk meningkatkan penanggapan local denagn membagi kewenangan atau desentralisasi yang berarti memberi otonomi yang cukup berarti. Cara yang dilakukan dengan mendirikan perusahaan cabang, menyediakan waralaba atau usaha patungan yang mandiri. Contoh perusahan yang menggunakan strategi ini adalah: McDonald.



3.    Strategi Global
Strategi Global merupakan keputusan yang terdesentralisasi dimana kantor pusat mengkoordinasikan standardisasi dan pembelajaran diantara fasilitas. Strategi ini tepat diterapkan pada saat perusahaan focus efisiensi biaya tetapi respon lokalmya rendah. Contoh perusahaan yang telah menerapkan strategi ini adalah Caterpillar.
4.    Strategi Transnasional
Strategi ini menggabungkan keuntungan dan efisiensi skala global dengan respon local. Strategi ini menjelaskan kondisi dimana segala input baik material, tenaga kerja maupun pemikiran keluar dari batasan nasional. Untuk perusahaan yang menggunakan strategi ini, aktifitas utamanya tidak terpusat di perusahaan induk tetapi tiap cabang melaksanakan tugasnya sendiri. Akan tetapi walaupun tersebar tetapi terfokus sehingga efisiensi dan fleksibel dalam jaringan yang saling terkait. Contoh perusahan yang telah menerapkan strategi ini adalh Nestle, Reuters, Citicorp.



BAB III
PEMBAHASAN

A.  Lokasi Burger King
Secara internasional lokasi penyebaran Burger King terbagi menjadi 3 bagian yaitu Amerika, Eropa dan Afrika serta Asia Pasifik.
1.    North America, Latin America & Caribbean

Canada
Mexico
Antigua
Argentina
Aruba
Bahamas
Bolivia
Brazil
Cayman Islands
Chile
Colombia
     Costa Rica
     United States of America
     Curacao
     Dominican Republic
     El Salvador
    Guatemala
     Honduras
    Jamaica
    Nicaragua
    Panama
    Paraguay
    Peru
    Puerto Rico
    St. Lucia
    St. Maarten
    Suriname
    Trinidad
    Uruguay
    Venezuela

2.    Europe, Middle East & Africa

Austria
Czech Republic
Denmark
Finland
France
Germany
Hungary
Italy
    Netherlands
    Norway
    Portugal
    Russia
    Spain
    Sweden
    Switzerland
    Turkey
    United Kingdom
    Bahrain
    Jordan
    Kuwait
    Lebanon
   Qatar
   Saudia Arabia
   UAE

3.    Asia Pacific 
Australia
    Brunei  
    Hong Kong
Japan
Malaysia
New Zealand
Pakistan
Singapore
South Korea
Timor Leste
Taiwan
Thailand
Vietnam
Indonesia


Burger King telah beroperasi sekitar 12.000 restoran di seluruh negara bagian di kawasan Amerika dan 73 negara di seluruh dunia. Sekitar 90 persen dari restoran Burger King dimiliki dan dioperasikan oleh franchise independen, dan merupakan bisnis keluarga yang turun temurun.
Disetiap negara Burger King akan menyesuaikan komposisi / ingredients produknya terhadap keinginan konsumen, salah satunya adalah dengan penyesuaian rasa di Negara tersebut. Misalnya, Burger King melakukan penyesuaian produk burgernya, di India Burger King menggunakan nasi sebagai pengganti roti dan tidak menyediakan daging sapi, karena di negara tersebut daging sapi tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi. Lalu untuk di Amerika dan Eropa Burger King menyediakan minuman beralkohol sebagai minumannya. Kemudian untuk negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Muslim, Burger King tidak menjual produk yang berbahan dasar daging babi. Selain itu Burger King juga melakukan hal-hal yang disesuaikan pada saat memperingati suatu even-even tertentu dengan cara mengubah kemasan ataupun suasana pada gerai tersebut.


B.  Manajemen Rantai Nilai dan Rantai Pasokan Burger King
Aktivitas Utama
1.    Logistik Inbound
Burger King melakukan pembelian sayuran mentah, bahan baku lainnya dan semua peralatan dari pemasok yang telah ditetapkan perusahaan saja. Burger King menerapkan strategi rantai pasokan keiretsu, yaitu Burger King bekerja sama atau berkoalisi sebuah perusahaan yaitu Restaurant Services, Inc. (RSI). RSI merupakan perusahaan yang bertanggung jawab dalam mengelola manajemen rantai pasokan khusus Burger King untuk memasok semua kebutuhannya, mulai dari bahan makanan hingga peralatannya.
Burger King menerapkan strategi rantai pasokan keiretsu ini dengan tujuan:
a.    pengendalian dan penghematan biaya
b.    meningkatkan efisiensi dalam mengelola rantai pasokan
c.    untuk memastikan bahwa produk yang digunakan adalah produk dengan kualitas terbaik.
RSI mengendalikan empat bidang utama dalam koalisinya dengan Burger King yaitu :

a.    Makanan & Packaging
b.    Peralatan & Fasilitas
c.         Distribusi & Logistik
d.        Premi & Produk Promosi

2.    Operasional
Proses produksi massal mengharuskan Burger King memiliki jaringan distribusi untuk membawa bahan makanan untuk setiap outletnya . Untuk menyimpan persediaan dan segala kebutuhan setiap outlet Burger king menyediakan gudang sebagai pusat distribusinya. Burger King menyediakan truck pengangkutan untuk menyalurkan permintaan dan kebutuhan disetiap ooutletnya.
Dalam pengoperasinalnya Burger King menggunakan sistem komputer otomatis untuk melacak persediaan dan semua kebutuhan yang diperlukan di setiap outletnya, dengan menggunakan sistem komputer tersebut setiap outlet dapat secara lansung melakukan pemesanan ke pusat distribusi setempat.
Selain itu untuk mempermudah dalam menjalankan usahanya Burger King memliki tenaga yang mempunyai keahlian di setiap bidangnya, misalnya tenaga ahli mesin untuk perawatan mesin-mesin, ahli gizi untuk melilai dan testing produk, ahli TI dan lain-lain.
Untuk memudahkan setiap karyawannya dalam bekerja dan melayani konsumen Burger King mendesign dapurnya agar dapat mengefektifkan waktu yaitu dengan:
§ alat panggang yang sangat besar di mana satu orang dapat memasak banyak burger secara bersamaan
§ alat penakar bumbu agar bumbu yang digunakan dapat ditakar sama
§ alat fryer di mana satu orang dapat membuat french fries yang lebih banyak dan cepat
§ mesin untuk menampung soda dan milkshake
§ counter yang panjang agar dapat melayani banyak pelanggan secara bersamaan.
3.    Outbond Logistik
Burger King berkomitmen untuk menyediakan makanan dan layanan dengan kualitas yang unggul, menyediakan makanan yang enak dengan harga yang terjangkau. Oleh karena itu, manajemen berusaha untuk merekrut orang-orang yang trampil di bidangnya agar dapat ikut serta dalam mengembangkan perusaan, selain itu Burger king juga berupaya untuk bekerja sama dengan karyawan, outlet, dan pemasok untuk dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.
Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan Burger King melakukan beberapa perubahan yaitu dengan berupaya untuk selalu memberikan menu-menu yang baru, memodernkan alat-alat, mengurangi waktu tunggu pelanggan, memberikan nilai gizi pada setiap produk dan menjual produk yang unik, manajemen limbah dan lain-lain.
Burger King juga memiliki layanan BK Delivers untuk memudahkan pelanggan yang yang enggan untuk keluar membeli makan.
4.    Pemasaran dan Penjualan
Burger King dapat ditemukan di 50 negara bagian Amerika dan 73 negara di seluruh dunia dan melayani lebih dari 20 juta pelanggan setiap harinya. Burger king telah beroperasi lebih dari 12.000 restoran di seluruh dunia, yang memperkerjakan sekitar 50 ribu orang. Di Australia Burger king membuka restorannya dengan nama yang berbeda yaitu Hungry Jack dengan alasan tertentu.
Burger King selama beberapa dekade mempertahankan promosi iklan yang luas melalui media biasa(televisi, radio , dan surat kabar), sponsor acara, perjanjian Disney pada film-filmnya dan lain-lain. Sampai saat ini, Burger King telah mengganti slogan yang berbeda lebih dari 30 slogan di Amerika Serikat dan negara lain.
5.    Pelayanan
Untuk meningkatkan dan mempertahankan kepuasan pelanggan Burger king menyediakan beberapa fasilitas tambahan yang diinginkan oleh konsumen, seperti:
ü Wi - Fi
Outlet Burger King sekarang sudah dilengkapi dengan Wi-Fi gratis, sehingga pelanggan dapat melakukan beberapa pekerjaannya di restoran. Dengan Wi - Fi yang disediakan oleh outlet, pelanggan dapat mengakses internet menggunakan laptop atau smartphone mereka tanpa mengeluarkan biaya.
ü BK Delivers
Burger King menyediakan fasilitas pesan antar bagi para konsumen. Jadi pelanggan yang ingin menikmati makanan Burger King dapat melakukan pemesanan dimana saja dengan melalui telepon maupun order lewat situs Burger King.
Aktivitas Pendukung
1.    Procurement
Burger King melakukan hubungan kerja sama dengan Restourant Service Inc dalam hal pengadaan bahan maupun barang yang diperlukan dalam kegiatan operasionalnya. RSI menyediakan semua keperluan Burger King mulai dari toaster, penjepit, freezer dan alat masal lain, sayuran, ayam pedaging, daging dan bahan baku lainnya, kemasan dan lain-lain.
Dalam pengadaan barang atau persediaan tersebut ke outlet-oultet dapat di cek melalui komputer otomatis yang terhubung pada otlet-otlet tersebut. Hal ini dapat membuat pengelola otlet merasa lebih nyaman serta pengiriman bahan dapat lebih cepat, selain itu dapat juga mengefisienkan biaya.


2.    Pengembangan Teknologi
Untuk menjaga kepercayaan konsumen Burger King berupaya untuk selalu focus pada kegiatan modernisasi restoran, mengembangkan varian-varian baru dalam menu, meningkatkan teknologi yang ada di restoran mulai dari sistem komputer, keamanan, pemesanan, pengolahan dll.
3.    Sumber Daya Manusia
Burger King menyediakan beragam macam pekerjaan, mulai dari bawah hingga atas. Pada setiap pekerjaan yang ditawarkan Burger King mempunyai syarat dan kriteria tertentu.
Burger King menciptakan hubungan yang harmonis dengan para karyawannya, dengan cara member mereka semangat, kesempatan dan jenjang karier serta memberikan mereka tantangan agar mereka dapat berkembang dan maju.
Dalam pelaksanaannya Burger King menerapkan sistem rotasi kerja pada setiap karyawannya, dengan tujuan agar para karyawan mampu melaksanakan semua tugas dan pekerjaan yang ada pada outlet dari hulu sampai dengan ke hilir.
Keunggulan Kompetitif
1.    Biaya Kepemimpinan
ü Rantai Pasokan: Burger King melakukan kerja sama dengan Restaurant Services Inc dalam penyediaan semua bahan-bahan yang diperlukan.
ü Real Estat: Burger King mensewakan tanah dan properti miliknya kepada para franchise
ü Pemasaran: Burger King melakukan banyak perubahan pada slogan-slogannya agar dapat sesuai dengan kondisi, Burger King juga melakukan kerja sama dengan produser film, menjadi sponsor dalam berbagai acara, serta eksis di media elektronik.
2.    Diferensiasi
Burger King melakukan penelitian terlebih dahulu sebelum mendirikan outletnya, dengan tujuan agar manajemen mengetahui karakteristik, budaya dan selera masyarakat local agar bisnisnya dapat berjalan dengan lancar.
Kegiatan utama dari Burger King menjual hamburger, berbagai jenis ayam sandwich dan produk, kentang goreng, minuman ringan, item sarapan, dan makanan penutup. Dalam sebagian besar pasar, Burger King menawarkan salad dan vegetarian item, beer, membungkus dan menentukan tariff/harganya secara lokal. Selain itu untuk menghormati lingkungan sekitar Burger King juga disiplin dan patuh pantangan-pantangan di daetah tertentu tentang jenis makanannya (seperti larangan agama konsumsi daging sapi di India, larangan mengkonsumsi daging babi di negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Muslim, dll) atau dengan membuat menu makanan yang tersedia dengan yang pasar regional agar terkesan lebih  lebih akrab (seperti penjualan tambahan nasi di Indonesia, beer di Eropa maupun Amerika).

C.  Saluran Distribusi
Burger King merupakan sebuah restoran cepat saji yang menyajikan hamburger sebagai makanan utamanya. Burger King bergerak pada bidang usaha franchise, yaitu kerjasama bisnis antara Perusahaan Burger King dengan pengelola bisnis/ pemilik outlet. Semua aktivitas yang dilakukan pada outlet sudah terstruktur atau telah diatur oleh perusahaan dari manajemen keuangan, operasi, sdm, dll.
Saluran yang digunakan pada Burger King adalah mulai dari pemasok barang dan bahan ke RSI. Pemasok dipilih berdasarkan spesifikasi yang telah ditentukan oleh Burger King dan diseleksi oleh RSI. Pemasok tersebut didapatkan dari para pemasok maupun pedagang lokal sehingga harga yang didapatkan relative lebih murah dan distribusinya cukup mudah sedangkan pemasok untuk peralatan didapatkan dari survey ke seluruh penjuru dunia dengan mencari peralatan yang canggih dengan harga yang terjangkau.
Dari RSI kemudian didistribusikan ke seluruh outlet Burger King yang membutuhkan. Pemesanan dilakukan melalui sistem komputer maupun melalui akses internet. RSI didirikan pada setiap negara yang telah ditunjuk sebagai pusat saluran distribusi di wilayah tersebut.
Setelah bahan didistribusikan ke outlet, kemudian diproses dan dioleh menjadi barang jadi berupa makanan dan kemudian dijual kepada konsumen. Dalam penyaluran hasil produksinya tersebut kepada konsumen Burger King melakukan distribusi secara lansung dan semi tidak lansung. Secara lansung yaitu produk dijual dioutlet tersebut, sedangkan semi tidak lansung dijual melalui pesan antar dengan telepon maupun akses internet.

E.  Strategi Operasi Internasional Burger King
Karena Burger King merupakan suatu bisnis yang bergerak di bidang franchise dan tersebar ke seluruh dunia dengan memperhatikan tanggapan, budaya dan selera local sesuai dengan keberadaanya maka Burger king dapat dikatakan mempunyai strategi bisnis yang cenderung kepada strategi multidomestik.


BAB IV
PENUTUP
A.  Simpulan
Burger King merupakan salah satu franchise restoran cepat saji yang menyajikan hamburger sebagai makanan utamanya. Burger King berada di seluruh negara bagian di Amerika dan di 70 negara di penjuru dunia.
Dalam pengelolaannya Burger King bekerja sama dengan Restaurant Services Inc untuk mengelola rantai pasokan, logistic dan saluran distribusinya.
Burger King menerapkan sistem rantai pasokan Kairetsu, yaitu bekerja sama dengan pemasoknya sebagai mitra kerjanya dan memiliki hubungan jangka panjang.
Saluran distribusi yang digunakan oleh Burger King di mulai dari :
Pemasok ® RSI ® Outlet Burger King/ Produsen ® Konsumen
Berdasarkan hal diatas, dapat dikatakan bahwa srtategi bisnis yang diterapkan di Burger King merupakan strategi Multidomestik.





REFERENSI

http://helinahelin98.blogspot.com/2014/10/makalah-saluran-distribusi.html
http://justmerisa.blogspot.com/2010/12/supply-chain-management-manajemen.html
http://rivorandyagrivo.blogspot.com/2013/08/tugas-scm-mrdidiet-hidayat_31.html
http://top-studies.blogspot.com/2013/12/saluran-dan-jaringan-disribusi-wirausaha.html#sthash.SfYh5hpF.dpuf
https://www.academia.edu/9418513/Global_Strategy_McDonalds
http://www.bk.com
http://www.businessinsider.co.id/burger-kings-new-strategy-2014-12/ #ixzz3e3I6XrFq
http://www.businessinsider.com/burger-kings-new-strategy-2014-12
http://yana.staf.upi.edu/213/11/07/rantai-nilai-porter-value-chain