Senin, 06 Juli 2015
PROFIL ANGGOTA
CHALESTA NURUL KAMILIA
1M121796
MANAJEMEN KEUANGAN
DARA MEILYNDILITA MAYURI
1M121803
MANAJEMEN KEUANGAN
DENI LUKITA BINTARI
1M121804
MANAJEMEN KEUANGAN
Selasa, 30 Juni 2015
MAKALAH BURGER KING
MANAJEMEN OPERASIONAL GLOBAL
“BURGER KING”
Di susun oleh :
1.
Chalesta Nurul Kamelia (1M121800)
2.
Dara Meilindilita Mayuri (1M121803)
3.
Deni Lukita Bintari (1M121804)
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
BANK BPD JATENG SEMARANG
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Keahlian, Komitmen dan
Membangun Kembali Modal sebuah Bisnis
Burger
King membuka restoran pertamanya pada tahun 1954. Selama bertahun-tahun, Burger
King tumbuh menjadi ikon sebuah merek di Amerika yang dianggap mempunyai
keunggulan yang berkualitas dan membanggakan, sehingga Burger King mampu untuk
membuka outlet di semua lima puluh negara bagian di Amerika dan lebih dari 60
negara di seluruh dunia.
Tapi pada tahun 2002, Burger King mengalami
kesulitan. Perusahaan ini siap untuk kehilangan tempatnya sebagai jaringan
restoran hamburger nomor dua di Wendy’s (Wendy's adalah jaringan restoran dan franchisee
makanan internasional yang mengkhususkan dalam hamburger). Terlepas dari
kenyataan bahwa pengunjung lebih suka makanan Burger King dari pada yang lainnya,
hampir seperempat dari perusahaan yang bergerak di bidang restoran sedang
mengalami kesulitan keuangan. Pendapatan dan laba pergerai jatuh, seingga
mendorong hubungan perdebatan antara perusahaan dan franchisee.
Di
bawah kepemilikan Diageo (konglomerat English), pemilik franchisee menjadi
semakin gelisah. "Merek kami terpinggirkan karena bersaing dengan
perusahaan minuman keras," kata Julian Josephson, ketua Asosiasi Waralaba
Nasional (dan pemilik 10 franchisee Burger King) kepada The Houston Chronicle
pada tahun 2002. Burger King "tanpa diragukan lagi adalah merek yang
terpinggirkan atau tergeser karena Diageo."
Menghidupkan
Kembali Kesehatan Perusahaan
Pada
bulan Desember 2002, Texas Pacific Group (TPG), bekerjasama dengan Bain Modal
dan Goldman Sachs, membeli jaringannya sebesar $ 1,5 miliar dari Diageo. Para pemilik
modal swasta mengakui bahwa pada dasarnya kesehatan perusahaan Burger King yang
menderita disebaBurger Kingan karena kurangnya perhatian dari perusahaan induk
yang sedang berfokus pada bisnis lain. Pemilik baru menginvestasikan waktu,
uang dan sumber daya di dalam perusahaan, memperkenalkan manajemen baru,
menyelamatkan franchisee, meningkatkan layanan pelanggan dan memperkuat operasi
internal dan semangat kerja.
Penyelamatan
Masalah Keuangan Franchisee
Di
bawah pemilik baru, Burger King bekerjasama dengan kreditor untuk membantu permasalahan
di dalam franchisee. Pada tahun 2006, jumlah restoran yang mengalami kesulitan keuangan
berada pada angka 60 dari 2.700, terjadi pengurangan sebesar 99 persen.
Perusahaan juga membantu franchisee untuk mendapatkan pembiayaan guna
merenovasi restoran. Upaya ini secara signifikan memulihkan hubungan dengan franchisee.
Pemilik
baru Burger King bekerjasama dengan manajemen untuk mengurangi lebih dari 30
persen rata-rata waktu tunggu pelanggan, yaitu menjadi hanya di bawah 2,5 menit
dan meningkatkan akurasi untuk melayani pengunjung yang pada saat ramai.
Tujuh
puluh persen dari bisnis Burger King berasal dari jalur drive-through, sehingga
ditambahkan lebih banyak jalur dan peralatan untuk mempersiapkan makanan juga ditingkatkan.
Perusahaan
meningkatkan komunikasi internal dan karyawan ditawari untuk menerima tantangan
dan peluang yang lebih untuk mendapatkan pengakuan. Semangat kerja karyawan ditingkatkan,
penurunan perputaran, dan perusahaan mulai menambah karyawan. Di bawah kepemilikan
pribadi, Burger King US penjualan meningkat setara dengan delapan kuartal
berturut-turut, dan rata-rata penjualan per restoran naik 11 persen. Perusahaan
juga mulai membangun restoran kecil, yang mengurangi biaya konstruksi sekitar
25 persen.
Perubahan
yang Luar Biasa
Mei
2006, pemegang saham swasta perusahaan memutuskan untuk mempublikasikan Burger
King di Bursa Efek New York dengan simbol pencarian BKC. Setelah empat tahun di
bawah manajemen pemegang saham swasta :
·
98 persen restoran
sehat secara finansial
·
Total pendapatan tumbuh
$ 2.05 milyar pada tahun 2006 dari $ 1.66 milyar pada tahun 2002
·
Rata-rata penjualan
tahunan di AS dan Kanada tercatat mencapai $1.2 juta
·
Penjualan di AS dan
Kanada mengalami pertumbuh sebanding dengan sembilan kuartal berturut-turut
·
Laba bersih mencapai $
27 juta
·
Utang berkurang dari $
1,3 milyar menjadi $ 285 juta
Prospek
: Rencana ekspansi di AS dan 60 negara lainnya
Saat
ini, BKC mengoperasikan lebih dari 11.200 restoran dan memperluas outletnya di
seluruh 50 negara bagian dan lebih dari 60 negara. Pendapatan untuk tahun
fiskal 2007 mencapai $ 2.23 juta atau sembilan persen di atas tahun 2006.
EBITDA untuk fiskal 2007 tumbuh $397 juta atau 33 persen di atas tahun 2006.
Pada tanggal 15 Maret 2007, BKC membayar dividen kuartalan untuk pertama
kalinya sejak go public dan telah membuat dua tambahan kuartalan dividen sejak
saat itu. Penjualan di AS dan Kanada sebanding dengan pertumbuhan untuk tiga
belas kuartal berturut-turut.
Sekitar
90 persen dari restoran BKC dimiliki dan dioperasikan oleh franchisees independen,
banyak dari operasi mereka milik keluarga yang telah menjalani bisnis selama
beberapa dekade. Penjualan rata-rata restoran pada tahun 2007 secara global mencapai
$ 1.193 juta. Tahun 2007, perusahaan membuka 441 stores baru, meningkat 26
persen dari tahun sebelumnya.
Perusahaan
bermaksud untuk mempercepat momentum ini. Tim kepemimpinan difokuskan pada
peningkatan pertumbuhan pendapatan tahunan rata-rata enam sampai tujuh persen
dan meningkatkan pertumbuhan laba bersih hingga 20 persen pada tahun-tahun mendatang.
Para
pemegang saham swasta tetap mempertahankan saham 56 persen di Burger King.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimanakah
lokasi penyebaran Burger King?
2. Bagaimana
Manajemen Rantai Nilai dan Manajemen Rantai Pasokan yang diterapkan di Burger
King?
3. Bagaimana
cara Burger King menerapkan saluran distribusinya ke seluruh jaringan
restorannya?
4. Strategi
bisnis seperti apa yang diterapkan oleh Burger King?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui lokasi penyebaran Burger King.
2. Untuk
mengetahui cara Burger King dalam menerapkan Manajemen Logistik dan Rantai
Pasokan.
3. Untuk
mengetahui saluran distribusi Burger King ke seluruh jaringan restorannya
4. Untuk
mengetahui perubahan yang dilakukan Burger King agar berhasil dalam
menyelamatkan bisnisnya
5. Untuk
mengetahui strategi bisnis seperti yang diterapkan oleh Burger King.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Sejarah
Burger King
Burger King merupakan salah satu jenis restoran
cepat saji yang menyajikan hamburger sebagai menu utamanya. Burger King didirikan
pada tahun 1954 oleh James Mc Lamore dan David Edgerton dan berpusat di
Miami-Dade Country, Florida. Sebelumnya Burger King adalah restoran ini adalah
sebuah cabang dari restoran yang bernama Insta-Burger King yang didirikan oleh
Kieth J.Kramer dan Matthew Burns.
Pada tahun 1955 Burger King telah
beroperasi di 40 lokasi di seluruh Amerika. Tahun 1961 Burger King menjual
lisensi franchisenya kepada pengusaha di Amerika Serikat dan pada saat itu juga
nama restoran tersebut berubah menjadi Burger King Corporation.
Pada tahun 1963 Burger King mulai melakukan
ekspansi ke luar Amerika dan membuka cabang restoran untuk pertama kalinya di
San Juan, Puerto Rico. Namun, pembukaan gerai di Puerto Rico tidak mendapat
tanggapan yang serius dari dunia internasional. Tanggapan ini justru muncul
ketika dibuka cabang restotan Burger King di Kanada tahun 1969. Setelah
pembukaan cabang di Kanada, restoran ini mulai diminati ke benua lainnya
seperti, di Eropa dengan Madrid sebagai kota pertamanya pada tahun 1972, Asia Timur pada tahun 1982 dan termasuk
Negara lain yaitu Jepang, Taiwan, Singapura, dan Korea Selatan serta Indonesia.
B.
Rantai
Nilai (Value Chain) dan Rantai Pasokan (Supply Chain)
Rantai
Nilai
Value Chain atau rantai nilai adalah
kumpulan aktivitas atau kegiatan dalam sebuah perusahaan yang dilakukan untuk
mendesain, memproduksi, memasarkan, mengirimkan dan support produk.
Rantai nilai terdiri dari sekumpulan
aktivitas utama dan pendukung. Dalam rantai nilai yang umum, aktivitas
pendukung terdiri dari infrastruktur perusahaan, pengelolaan sumber daya
manusia, pengembangan teknologi dan usaha memperolehnya. Sedangkan dalam
aktivitas utama terdiri dari logistik masuk, operasi, logistik keluar,
pemasaran dan penjualan serta pelayanan.
Aktivitas Utama
(Primary Activities)
ü Logistik
Masuk (Inbound Logistics), adalah aktivitas atau kegiatan yang dihubungkan
dengan penerimaan, penyimpanan dan penyebaran input/bahan baku, seperti
penanganan bahan baku, pergudangan, kontrol inventory, jadwal kendaraan dan
pengembalian kepada supplier
ü Operasional
(Operations), adalah kegiatan yang dihubungkan dengan mengubah input atau bahan
baku menjadi bentuk produk akhir, seperti permesinan, pengemasan, perakitan,
perawatan perlengkapan, testing, pencetakan dan yang lainnya yang berkaitan
dengan proses operasi atau produksi.
ü Logistik
Keluar (Outbound Logistics), adalah kegiatan yang diasosiasikan dengan
pengumpulan, penyimpanan dan distribusi produk ke pembeli, seperti pergudangan
produk jadi, penanganan material, operasi pengiriman, proses pemesanan dan
penjadwalan.
ü Pemasaran
dan penjualan (Marketing and Sales), adalah kegiatan dalam membujuk atau
menarik pembeli untuk membeli, seperti pengiklanan, promosi, tenaga penjual,
quota dan harga.
ü Pelayanan
(Service), adalah kegiatan yang diasosiasikan dengan penyediaan layanan untuk
meningkatkan dan mempertahankan nilai produk, seperi instalasi, perbaikan,
pelatihan dan penambahan produk.
Aktivitas Pendukung
(Support Activities)
Secara umum, aktivitas pendukung dalam
rantai nilai terbagi dalam 4 kategori kegiatan:
ü Procurement,
mengacu pada fungsi pembelian seperti pembelian bahan mentah, persedian dan
jenis jenis barang lainnya yang dapat dijadikan aset seperti mesin-mesin, perlengkapan
laboratorium, kantor dan bangunan.
ü Technology
Development, terdiri dari berbagai kegiatan yang dapat dikelompokkan ke dalam
usaha untuk meningkatkan produk dan proses. Pengembangan teknologi sangat
penting untuk keunggulan kompetitif dalam semua industri.
ü Human
Resource Management, pengelolaan sumberdaya manusia meliputi kegiatan
rekrutmen, pelatihan, pengembangan SDM.
ü Firm
Infrastructure, aktivitas infrastruktur perusahaan terdiri dari sejumlah
aktivitas termasuk pengelolaan umum, perencanaan, keuangan, accounting dan
manajemen kualitas.
Dalam setiap kategori
kegiatan/aktivitas, baik itu yang utama maupun yang pendukung, ada tiga jenis
kegiatan yang memiliki peran berbeda dalam kegiatan tersebut;
ü Langsung
(direct), aktivitas yang melibatkan langsung dalam pembuatan nilai kepada
pembeli, seperti perakitan, iklan, desain produk, rekrutmen dan lain
sebagainya.
ü Tidak
langsung (indirect), aktivitas yang memungkinkan untuk melakukan kegiatan
langsung secara berkelanjutan, seperti perawatan, penjadwalan, administrasi
penelitian dan lain sebagainya
ü Jaminan
kualitas (Quality Assurance), adalah aktivitas yang menjamin kualitas dari
aktivitas lain seperti, monitoring, inpeksi, testing, pemeriksaan dan lain
sebagainya.
Enam
fungsi bisnis rantai nilai
a. Penelitian
dan pengembangan
b. Desain
Produk, layanan atau proses
c. Produksi
d. Pemasaran
dan penjualan
e. Distribusi
f. Layanan
Pelanggan
Rantai
Pasokan
Manajemen rantai pasokan (supply-chain
management) adalah pengintegrasian aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan,
pengubahan menjadi barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke
pelanggan. Tujuannya adalah untuk membangun sebuah rantai pemasok yang
memusatkan perhatian untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan. Kunci bagi
manajemen rantai pasokan yang efektif adalah menjadikan para pemasok sebagai
“mitra” dalam strategi perusahaan untuk memenui pasar yang selalu berubah
(Heizer and Render, 2005:4)
Aktivitas Rantai
Pasokan
Terdapat empat aktivitas utama dalam
rantai pasokan yaitu perencanaan (plan), sumber (source), membuat
(make/assemble), dan pengiriman (deliver) (Gunasekaran et al, 2004:344).
Klapper et al (1999:3-4) menyebut
keempat aktivitas ini sebagai fungsi, yang memiliki definisi sebagai berikut:
1. Perencanaan
(plan): Proses yang memyeimbangkan permintaan dan penawaran agregat untuk
membangun jalan terbaik dari tindakan yang memenuhi aturan bisnis yang
ditetapkan.
2. Sumber
(source): Proses yang melakukan pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
yang direncanakan atau aktual.
3. Membuat
(make): Proses yang mengubah barang ke tahap penyelesaian untuk memenuhi
kebutuhan yang direncanakan atau aktual.
4. Pengiriman
(deliver): Proses yang menyediakan barang jadi dan jasa, termasuk manajemen
pemesanan, manajemen transportasi, dan manajemen gudang, untuk memenuhi
kebutuhan yang direncanakan atau aktual.
Komponen dari supply chain management
menurut Turban (2004) terdiri dari tiga komponen utama yaitu:
1. Upstream
Supply Chain, Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu
perusahaan manufacturing dengan para penyalurnya (yang mana dapat
manufacturers, assemblers, atau kedua-duanya) dan koneksi mereka kepada para
penyalur mereka (para penyalur second-tier). Hubungan para penyalur dapat diperluas
kepada beberapa strata, semua jalan dari asal material (contohnya bijih
tambang, pertumbuhan tanaman). Di dalam upstream supply chain, aktivitas yang
utama adalah pengadaan.
2. Internal
Supply Chain, Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses inhouse
yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam
keluaran organisasi itu. Hal ini meluas dari waktu masukan ke dalam organisasi.
Di dalam internal supply chain, perhatian yang utama adalah manajemen produksi,
pabrikasi dan pengendalian persediaan.
3. Downstream
supply chain, Downstream (hilir) supply chain meliputi semua aktivitas yang
melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply
chain, perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan transportasi dan
after-sale service.
Strategi Rantai Pasokan
Menurut Heizer and Render (2005:9-13)
perusahaan harus memutuskan suatu strategi rantai pasokan dalam memperoleh
barang dan jasa dari luar. Beberapa strategi tersebut antara lain:
ü Banyak
Pemasok, Dengan strategi banyak pemasok, pemasok menanggapi permintaan dan
spesifikasi permintaan penawaran, dengan pesananyang umumnya akan jatuh ke
pihak yang memberikan penawaran rendah.
ü Sedikit
Pemasok, Strategi yang memiliki sedikit pemasok mengimplikasikan bahwa daripada
mencari atribut jangka pendek, seperti biaya rendah, pembeli lebih ingin
menjalin hubungan jangka panjang dengan pemasok yang setia. Penggunaan pemasok
yang hanya sedikit dapat menciptakan nilai dengan memungkinkan pemasok memiliki
skala ekonomi dan kurva belajar yang menghasilkan biaya transaksi dan biaya
produksi yang lebih rendah.
ü Integrasi
Vertikal, Integrasi vertikal mengembangkan kemampuan untk memproduksi barang
atau jasa yang sebelumnya dibeli atau membeli perusahaan pemasok atau distributor.
Integrasi vertikal dapat mengambil bentuk integrasi maju atau mundur. Integrasi
mundur menyarankan perusahaan untuk membeli pemasoknya. Integrasi maju
menyarankan produsen komponen untuk membuat produk jadi.
ü Jaringan
Keiretsu, keiretsu merupakan sebuah istilah bahasa Jepang untuk menggambarkan
para pemasok menjadi bagian dari sebuah perusahaan. Anggota keiratsu dipastikan
memiliki hubungan jangka panjang dan karenanya diharapkan dapat berperan
sebagai mitra yang memberikan keahlian teknis dan kestabilan mutu produksi.
ü Perusahaan
Virtual, Perusahaan yang mengandalkan beragam hubungan pemasok untuk
menyediakan jasa atas permintaan yang diinginkan. Juga dikenal sebagai
korporasi berongga atau perusahaan jaringan.
C.
Saluran
Distribusi
Distribusi adalah suatu proses
penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan para pemakai,
sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan. Proses distribusi
tersebut pada dasarnya menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan
pengalihan hak milik. Dalam menciptakan ketiga faedah tersebut, terdapat dua
aspek penting yang terlibat didalamnya,yaitu :
1. Lembaga
yang berfungsi sebagai saluran distribusi (Channel of distribution / marketing
channel).
2. Aktivitas
yang menyalurkan arus fisik barang (Physical distribution)
Saluran distribusi pada dasarnya
merupakan perantara yang menjembatani antara produsen dan konsumen dalam
menyalurkan barang atau jasa.
Menurut C. Glenn Walters, manajemen
saluran dapat didefinisikan sebagai berikut, “Startegi Saluran distribusi adalah
pengembangan strategi yang searah didasarkan pada berbagai keputusan yang
berkaitan untuk memindahkan barang-barang secara fisik maupun non fisik guna
mencapai tujuan perusahaan dan berada di dalam kondisi lingkungan tertentu.”
Ada beberapa alternatif jenis saluran
yang dapat digunakan berdasarkan jenis produk dan segmen pasarnya, yaitu:
1. Saluran
distribusi barang konsumsi
ü Produsen
– Konsumen
ü Produsen
– Pengecer – Konsumen
ü Produsen
– Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
ü Produsen
– Agen – Pengecer – Konsumen
ü Produsen
– Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
2. Saluran
distribusi barang industry
ü Produsen
– Pemakai lndustri
ü Produsen
– Distributor Industri – Pemakai Industri
ü Produsen
– Agen – Pemakai lndustri
ü Produsen
– Agen – Distributor lndustri – Pemakai lndustri
3. Saluran
distribusi jasa
Dalam penyaluran hasil produksi dari
produsen ke konsumen, produsen dapat menggunakan beberapa jenis distribusi yang
dapat dikelompokkan:
1. Distribusi
langsung, dimana produsen menyalurkan hasil produksinya langsung kepada
konsumen.
2. Distribusi
semi langsung, dimana penyaluran barang hasil produksi dari produsen ke
konsumen melalui badan perantara (toko) milik produsen itu sendiri.
3. Distribusi
tidak langsung. Pada sistem ini produsen tidak langsung menjual hasil
produksinya, baik berupa benda ataupun jasa kepada pemakai melainkan melalui
perantara.
Beberapa macam pedagang perantara yang
dapata menghubungkan antara produsen dengan konsumen, antara lain sebagai
berikut:
1. Grosir
(wholesaler) adalah orang atau badan yang membuka usaha dagangan yang membeli
atau menjual kembali brang dagangan kepada para pengecer,pedagan besar dan
lain-lain
2. Makelar
adalah orang attau pengusaha yang melakukan kegiatan usaha perdagangan besar
dengan bertindak sebagai yang mewakili pihak penjual atau pihak pembeli dengan
wewenang yang terbatas
3. Komisioner
adalah orang atau pengusaha yang melakukan persetujauan jual beli barang
dagangan atas namanya sendiri untuk pihak tertentu yang menyuruh untuk
mendapatkan komisi
4. Agen
adalah pedagang atau pengusaha yang melaksanakan kegiatan penjualan atau
pembelian berdasarkan kontrak jangka panjang dengan produsen dan memperoleh
komisi
5. Pengecer
adalah orang atau pemilik toko atau perusahaan yang kegiatan utamanya adalah
menjual barang eceran.
D.
Strategi
Operasi Internasional
1. Strategi
Internasional
Strategi
Internasional menggunakan ekspor dan lisensi untuk memasuki pasar global. Strategi
ini tingkat tanggapan lokalnya rendah karena kita mengekspor atau mengerjakan
lisensi, keuntungan dari efisiensi biaya sedikit karena meggunakan proses
produksi yang tidak dekat dengan pasar barunya. Akan tetapi strategi ini adalah
yang paling mudah dibanding yang lain karena ekspor hanya butuh perubahan
sedikit sedang lisensi hanya mengandung resiko kecil bagi pemegangnya.
2. Strategi
Mutidomestik
Strategi
ini merupakan keputusan tersebar di setiap Negara untuk meningkatkan penanggapan
local denagn membagi kewenangan atau desentralisasi yang berarti memberi
otonomi yang cukup berarti. Cara yang dilakukan dengan mendirikan perusahaan cabang,
menyediakan waralaba atau usaha patungan yang mandiri. Contoh perusahan yang
menggunakan strategi ini adalah: McDonald.
3. Strategi
Global
Strategi
Global merupakan keputusan yang terdesentralisasi dimana kantor pusat mengkoordinasikan
standardisasi dan pembelajaran diantara fasilitas. Strategi ini tepat diterapkan
pada saat perusahaan focus efisiensi biaya tetapi respon lokalmya rendah. Contoh
perusahaan yang telah menerapkan strategi ini adalah Caterpillar.
4. Strategi
Transnasional
Strategi
ini menggabungkan keuntungan dan efisiensi skala global dengan respon local.
Strategi ini menjelaskan kondisi dimana segala input baik material, tenaga
kerja maupun pemikiran keluar dari batasan nasional. Untuk perusahaan yang
menggunakan strategi ini, aktifitas utamanya tidak terpusat di perusahaan induk
tetapi tiap cabang melaksanakan tugasnya sendiri. Akan tetapi walaupun tersebar
tetapi terfokus sehingga efisiensi dan fleksibel dalam jaringan yang saling
terkait. Contoh perusahan yang telah menerapkan strategi ini adalh Nestle,
Reuters, Citicorp.
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Lokasi
Burger King
Secara internasional lokasi penyebaran Burger
King terbagi menjadi 3 bagian yaitu Amerika, Eropa dan Afrika serta Asia
Pasifik.
1. North
America, Latin America & Caribbean
Canada
Mexico
Antigua
Argentina
Aruba
Bahamas
Bolivia
Brazil
Cayman
Islands
Chile
Colombia
Costa
Rica
United
States of America
Curacao
Dominican
Republic
El
Salvador
Guatemala
Honduras
Jamaica
Nicaragua
Panama
Paraguay
Peru
Puerto
Rico
St.
Lucia
St.
Maarten
Suriname
Trinidad
Uruguay
Venezuela
2. Europe,
Middle East & Africa
Austria
Czech
Republic
Denmark
Finland
France
Germany
Hungary
Italy
Netherlands
Norway
Portugal
Russia
Spain
Sweden
Switzerland
Turkey
United
Kingdom
Bahrain
Jordan
Kuwait
Lebanon
Qatar
Saudia
Arabia
UAE
3. Asia
Pacific
Australia
Brunei
Hong
Kong
Japan
Malaysia
New
Zealand
Pakistan
Singapore
South
Korea
Timor
Leste
Taiwan
Thailand
Vietnam
Indonesia
Burger King telah beroperasi sekitar
12.000 restoran di seluruh negara bagian di kawasan Amerika dan 73 negara di
seluruh dunia. Sekitar 90 persen dari restoran Burger King dimiliki dan
dioperasikan oleh franchise independen, dan merupakan bisnis keluarga yang
turun temurun.
Disetiap negara Burger King akan
menyesuaikan komposisi / ingredients produknya terhadap keinginan konsumen,
salah satunya adalah dengan penyesuaian rasa di Negara tersebut. Misalnya, Burger
King melakukan penyesuaian produk burgernya, di India Burger King menggunakan
nasi sebagai pengganti roti dan tidak menyediakan daging sapi, karena di negara
tersebut daging sapi tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi. Lalu untuk di
Amerika dan Eropa Burger King menyediakan minuman beralkohol sebagai minumannya.
Kemudian untuk negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Muslim, Burger
King tidak menjual produk yang berbahan dasar daging babi. Selain itu Burger
King juga melakukan hal-hal yang disesuaikan pada saat memperingati suatu
even-even tertentu dengan cara mengubah kemasan ataupun suasana pada gerai
tersebut.
B.
Manajemen
Rantai Nilai dan Rantai Pasokan Burger King
Aktivitas Utama
1. Logistik
Inbound
Burger King melakukan pembelian sayuran
mentah, bahan baku lainnya dan semua peralatan dari pemasok yang telah
ditetapkan perusahaan saja. Burger King menerapkan strategi rantai pasokan keiretsu,
yaitu Burger King bekerja sama atau berkoalisi sebuah perusahaan yaitu Restaurant
Services, Inc. (RSI). RSI merupakan perusahaan yang bertanggung jawab dalam mengelola
manajemen rantai pasokan khusus Burger King untuk memasok semua kebutuhannya,
mulai dari bahan makanan hingga peralatannya.
Burger King menerapkan strategi rantai
pasokan keiretsu ini dengan tujuan:
a. pengendalian
dan penghematan biaya
b. meningkatkan
efisiensi dalam mengelola rantai pasokan
c. untuk
memastikan bahwa produk yang digunakan adalah produk dengan kualitas terbaik.
RSI mengendalikan empat bidang utama dalam
koalisinya dengan Burger King yaitu :
a. Makanan
& Packaging
b. Peralatan
& Fasilitas
c.
Distribusi &
Logistik
d.
Premi & Produk
Promosi
1.
2. Operasional
Proses produksi massal mengharuskan Burger
King memiliki jaringan distribusi untuk membawa bahan makanan untuk setiap outletnya
. Untuk menyimpan persediaan dan segala kebutuhan setiap outlet Burger king
menyediakan gudang sebagai pusat distribusinya. Burger King menyediakan truck
pengangkutan untuk menyalurkan permintaan dan kebutuhan disetiap ooutletnya.
Dalam pengoperasinalnya Burger King
menggunakan sistem komputer otomatis untuk melacak persediaan dan semua
kebutuhan yang diperlukan di setiap outletnya, dengan menggunakan sistem
komputer tersebut setiap outlet dapat secara lansung melakukan pemesanan ke
pusat distribusi setempat.
Selain itu untuk mempermudah dalam
menjalankan usahanya Burger King memliki tenaga yang mempunyai keahlian di
setiap bidangnya, misalnya tenaga ahli mesin untuk perawatan mesin-mesin, ahli
gizi untuk melilai dan testing produk, ahli TI dan lain-lain.
Untuk memudahkan setiap karyawannya
dalam bekerja dan melayani konsumen Burger King mendesign dapurnya agar dapat
mengefektifkan waktu yaitu dengan:
§ alat
panggang yang sangat besar di mana satu orang dapat memasak banyak burger
secara bersamaan
§ alat
penakar bumbu agar bumbu yang digunakan dapat ditakar sama
§ alat
fryer di mana satu orang dapat membuat french fries yang lebih banyak dan cepat
§ mesin
untuk menampung soda dan milkshake
§ counter
yang panjang agar dapat melayani banyak pelanggan secara bersamaan.
3. Outbond
Logistik
Burger King berkomitmen untuk
menyediakan makanan dan layanan dengan kualitas yang unggul, menyediakan
makanan yang enak dengan harga yang terjangkau. Oleh karena itu, manajemen
berusaha untuk merekrut orang-orang yang trampil di bidangnya agar dapat ikut
serta dalam mengembangkan perusaan, selain itu Burger king juga berupaya untuk
bekerja sama dengan karyawan, outlet, dan pemasok untuk dapat memenuhi
keinginan dan kebutuhan konsumen.
Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan
Burger King melakukan beberapa perubahan yaitu dengan berupaya untuk selalu
memberikan menu-menu yang baru, memodernkan alat-alat, mengurangi waktu tunggu
pelanggan, memberikan nilai gizi pada setiap produk dan menjual produk yang
unik, manajemen limbah dan lain-lain.
Burger King juga memiliki layanan BK
Delivers untuk memudahkan pelanggan yang yang enggan untuk keluar membeli
makan.
4. Pemasaran
dan Penjualan
Burger King dapat ditemukan di 50 negara
bagian Amerika dan 73 negara di seluruh dunia dan melayani lebih dari 20 juta
pelanggan setiap harinya. Burger king telah beroperasi lebih dari 12.000
restoran di seluruh dunia, yang memperkerjakan sekitar 50 ribu orang. Di Australia
Burger king membuka restorannya dengan nama yang berbeda yaitu Hungry Jack
dengan alasan tertentu.
Burger King selama beberapa dekade
mempertahankan promosi iklan yang luas melalui media biasa(televisi, radio ,
dan surat kabar), sponsor acara, perjanjian Disney pada film-filmnya dan lain-lain.
Sampai saat ini, Burger King telah mengganti slogan yang berbeda lebih dari 30
slogan di Amerika Serikat dan negara lain.
5. Pelayanan
Untuk meningkatkan dan mempertahankan
kepuasan pelanggan Burger king menyediakan beberapa fasilitas tambahan yang
diinginkan oleh konsumen, seperti:
ü Wi
- Fi
Outlet
Burger King sekarang sudah dilengkapi dengan Wi-Fi gratis, sehingga pelanggan
dapat melakukan beberapa pekerjaannya di restoran. Dengan Wi - Fi yang
disediakan oleh outlet, pelanggan dapat mengakses internet menggunakan laptop
atau smartphone mereka tanpa mengeluarkan biaya.
ü BK
Delivers
Burger
King menyediakan fasilitas pesan antar bagi para konsumen. Jadi pelanggan yang
ingin menikmati makanan Burger King dapat melakukan pemesanan dimana saja
dengan melalui telepon maupun order lewat situs Burger King.
Aktivitas Pendukung
1. Procurement
Burger King melakukan hubungan kerja
sama dengan Restourant Service Inc dalam hal pengadaan bahan maupun barang yang
diperlukan dalam kegiatan operasionalnya. RSI menyediakan semua keperluan
Burger King mulai dari toaster, penjepit, freezer dan alat masal lain, sayuran,
ayam pedaging, daging dan bahan baku lainnya, kemasan dan lain-lain.
Dalam pengadaan barang atau persediaan
tersebut ke outlet-oultet dapat di cek melalui komputer otomatis yang terhubung
pada otlet-otlet tersebut. Hal ini dapat membuat pengelola otlet merasa lebih
nyaman serta pengiriman bahan dapat lebih cepat, selain itu dapat juga
mengefisienkan biaya.
2. Pengembangan
Teknologi
Untuk menjaga kepercayaan konsumen
Burger King berupaya untuk selalu focus pada kegiatan modernisasi restoran,
mengembangkan varian-varian baru dalam menu, meningkatkan teknologi yang ada di
restoran mulai dari sistem komputer, keamanan, pemesanan, pengolahan dll.
3. Sumber
Daya Manusia
Burger King menyediakan beragam macam
pekerjaan, mulai dari bawah hingga atas. Pada setiap pekerjaan yang ditawarkan
Burger King mempunyai syarat dan kriteria tertentu.
Burger King menciptakan hubungan yang
harmonis dengan para karyawannya, dengan cara member mereka semangat,
kesempatan dan jenjang karier serta memberikan mereka tantangan agar mereka
dapat berkembang dan maju.
Dalam pelaksanaannya Burger King
menerapkan sistem rotasi kerja pada setiap karyawannya, dengan tujuan agar para
karyawan mampu melaksanakan semua tugas dan pekerjaan yang ada pada outlet dari
hulu sampai dengan ke hilir.
Keunggulan Kompetitif
1. Biaya
Kepemimpinan
ü Rantai
Pasokan: Burger King melakukan kerja sama dengan Restaurant Services Inc dalam
penyediaan semua bahan-bahan yang diperlukan.
ü Real
Estat: Burger King mensewakan tanah dan properti miliknya kepada para franchise
ü Pemasaran:
Burger King melakukan banyak perubahan pada slogan-slogannya agar dapat sesuai
dengan kondisi, Burger King juga melakukan kerja sama dengan produser film,
menjadi sponsor dalam berbagai acara, serta eksis di media elektronik.
2. Diferensiasi
Burger King melakukan penelitian
terlebih dahulu sebelum mendirikan outletnya, dengan tujuan agar manajemen
mengetahui karakteristik, budaya dan selera masyarakat local agar bisnisnya
dapat berjalan dengan lancar.
Kegiatan utama dari Burger King menjual
hamburger, berbagai jenis ayam sandwich dan produk, kentang goreng, minuman
ringan, item sarapan, dan makanan penutup. Dalam sebagian besar pasar, Burger
King menawarkan salad dan vegetarian item, beer, membungkus dan menentukan
tariff/harganya secara lokal. Selain itu untuk menghormati lingkungan sekitar
Burger King juga disiplin dan patuh pantangan-pantangan di daetah tertentu
tentang jenis makanannya (seperti larangan agama konsumsi daging sapi di India,
larangan mengkonsumsi daging babi di negara-negara yang mayoritas penduduknya
beragama Muslim, dll) atau dengan membuat menu makanan yang tersedia dengan
yang pasar regional agar terkesan lebih lebih akrab (seperti penjualan tambahan nasi
di Indonesia, beer di Eropa maupun Amerika).
C.
Saluran
Distribusi
Burger King merupakan sebuah restoran
cepat saji yang menyajikan hamburger sebagai makanan utamanya. Burger King
bergerak pada bidang usaha franchise, yaitu kerjasama bisnis antara Perusahaan
Burger King dengan pengelola bisnis/ pemilik outlet. Semua aktivitas yang
dilakukan pada outlet sudah terstruktur atau telah diatur oleh perusahaan dari
manajemen keuangan, operasi, sdm, dll.
Saluran yang digunakan pada Burger King
adalah mulai dari pemasok barang dan bahan ke RSI. Pemasok dipilih berdasarkan
spesifikasi yang telah ditentukan oleh Burger King dan diseleksi oleh RSI.
Pemasok tersebut didapatkan dari para pemasok maupun pedagang lokal sehingga
harga yang didapatkan relative lebih murah dan distribusinya cukup mudah
sedangkan pemasok untuk peralatan didapatkan dari survey ke seluruh penjuru
dunia dengan mencari peralatan yang canggih dengan harga yang terjangkau.
Dari RSI kemudian didistribusikan ke
seluruh outlet Burger King yang membutuhkan. Pemesanan dilakukan melalui sistem
komputer maupun melalui akses internet. RSI didirikan pada setiap negara yang
telah ditunjuk sebagai pusat saluran distribusi di wilayah tersebut.
Setelah bahan didistribusikan ke outlet,
kemudian diproses dan dioleh menjadi barang jadi berupa makanan dan kemudian
dijual kepada konsumen. Dalam penyaluran hasil produksinya tersebut kepada
konsumen Burger King melakukan distribusi secara lansung dan semi tidak
lansung. Secara lansung yaitu produk dijual dioutlet tersebut, sedangkan semi
tidak lansung dijual melalui pesan antar dengan telepon maupun akses internet.
E.
Strategi
Operasi Internasional Burger King
Karena Burger King merupakan suatu
bisnis yang bergerak di bidang franchise dan tersebar ke seluruh dunia dengan
memperhatikan tanggapan, budaya dan selera local sesuai dengan keberadaanya
maka Burger king dapat dikatakan mempunyai strategi bisnis yang cenderung
kepada strategi multidomestik.
BAB IV
PENUTUP
A.
Simpulan
Burger King merupakan salah satu
franchise restoran cepat saji yang menyajikan hamburger sebagai makanan
utamanya. Burger King berada di seluruh negara bagian di Amerika dan di 70
negara di penjuru dunia.
Dalam pengelolaannya Burger King bekerja
sama dengan Restaurant Services Inc untuk mengelola rantai pasokan, logistic
dan saluran distribusinya.
Burger King menerapkan sistem rantai
pasokan Kairetsu, yaitu bekerja sama dengan pemasoknya sebagai mitra kerjanya
dan memiliki hubungan jangka panjang.
Saluran distribusi yang digunakan oleh
Burger King di mulai dari :
Pemasok
®
RSI ® Outlet Burger King/ Produsen ®
Konsumen
Berdasarkan hal diatas, dapat dikatakan
bahwa srtategi bisnis yang diterapkan di Burger King merupakan strategi
Multidomestik.
REFERENSI
http://helinahelin98.blogspot.com/2014/10/makalah-saluran-distribusi.html
http://justmerisa.blogspot.com/2010/12/supply-chain-management-manajemen.html
http://rivorandyagrivo.blogspot.com/2013/08/tugas-scm-mrdidiet-hidayat_31.html
http://top-studies.blogspot.com/2013/12/saluran-dan-jaringan-disribusi-wirausaha.html#sthash.SfYh5hpF.dpuf
https://www.academia.edu/9418513/Global_Strategy_McDonalds
http://www.bk.com
http://www.businessinsider.co.id/burger-kings-new-strategy-2014-12/
#ixzz3e3I6XrFq
http://www.businessinsider.com/burger-kings-new-strategy-2014-12
http://yana.staf.upi.edu/213/11/07/rantai-nilai-porter-value-chain